Gastritis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam masyarakat maupun dalam bangsa penyakit dalam. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa pada lambung. Orang awam sering menyebutnya dengan penyakit maag. Masyarakat sering menganggap remeh panyakit gastritis, padahal hal ini akan semakin besar dan parah sehingga inflamasi pada lapisan mukosa akan tampak sembab, merah, dan mudah berdarah. Biasanya peradangan tersebut akibat dari infeksi oleh bakteri yang dapat menyebabkan borok dilambung yaitu Helicobacterium pylory. Akan tetapi, ada faktor lain juga yang menyebabkan gastritis seperti trauma fisik dan pemakaian obat penghilang sakit secara terus menerus. Ada dua macam gastritis yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Gastritis akut yang sering diderita adalah gastritis akut erosif yang merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan yang terjadi lebih dalam daripada mukosa muskularis. Sedangkan gastritis kronis adalah peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang diebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart 2000).
Patofisiologi
| ||||||||||||
| ||||||||||||
| ||||||||||||
|
Gejala dan Tanda
Gejalanya gastritis bermacam-macam tergantung kepada jenis gastritisnya. Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa tidak nyaman di perut sebelah atas. Pada gastritis karena stres akut yang penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya menutupi gejala-gejala lambung, tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak. Segera setelah cedera, timbul memar kecil di dalam lapisan lambung.
Dalam beberapa jam, memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari cederanya. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai mengalami perdarahan, biasanya dalam waktu 2-5 hari setelah terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun. Gejala dari gastritis erosif kronis berupa mual ringan dan nyeri di perut sebelah atas. Tetapi banyak penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang) tidak merasakan nyeri. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya bisa berupa: tinja berwarna kehitaman seperti aspal (melena), muntah darah (hematemesis) atau makanan yang sebagian sudah dicerna, yang menyerupai endapan kopi. Pada gastritis eosinofilik, nyeri perut dan muntah bisa disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari( Sulaiman 1990).
Dalam beberapa jam, memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari cederanya. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai mengalami perdarahan, biasanya dalam waktu 2-5 hari setelah terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun. Gejala dari gastritis erosif kronis berupa mual ringan dan nyeri di perut sebelah atas. Tetapi banyak penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang) tidak merasakan nyeri. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya bisa berupa: tinja berwarna kehitaman seperti aspal (melena), muntah darah (hematemesis) atau makanan yang sebagian sudah dicerna, yang menyerupai endapan kopi. Pada gastritis eosinofilik, nyeri perut dan muntah bisa disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari( Sulaiman 1990).
Pengobatan
Pengobatan gastritis yang disebabkan infeksi oleh Helicobacter pylori maka diberikan bismuth, antibiotik (misalnya xamoxicillin dan claritromycindan obat anti-tukak (omeprazole). Sekitar 2% penderita gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal sehingga dilakukan pencegahan dengan memberikan antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Penderita sebaiknya menghindari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus karena obat anti peradangan non-steroid. Untuk meringankan penyumbatan di saluran keluar lambung pada gastritis eosinofilik, bisa diberikan kortikosteroid atau dilakukan pembedahan. Gastritis atrofik tidak dapat disembuhkan. Sebagian besar penderita harus mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12. Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung( Sulaiman 1990).
Diet untuk Gastritis
Pemberian diet untuk penderita gastritis diberikan dengan tujuan memebrikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memebratkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan. Beberapa syarat yang harus terpenuhi dalam pemberian diet lambung antara lain: konsumsi makanan yang lunak/lembut agar mudah dicerna, mengindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti pedas, asam, alkohol, kafein, rokok, dan aspirin, jangan terlambat makan atau makan berlebihan, makan sedikit-sedikit tapi sering, energi dan protein cukup dengan faktor injuri 1,1 -1, 2 sedangkan faktor kalori dibanding nitrogen 175: 1, makanan rendah lemak, rendah serat, cairan cukup.
Jenis diet Gastritis dibagi 3 berdasarkan berat ringannya penyakit yaitu gastritis I, gastritis II, gastritis III. Diet labung I diberikan kepada penderita gastritis yang akut. Makanan yang diberikan dalam bentuk saring setiap 3 jam. Diet ini hanya diberikan selama 1-2 hari saja karena kurang energi, zat besi, tiamin dan vitamin C. Pada diet lambung tipe II diberikan kepada penderita gastritis kronis. Diet ini merupakan diet perpindahan dari Diet Lambung I. Makanan yang diberikan berbentuk lunak, porsi kecil, dan diebrikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C tetapi kurang tiamin. Diet Lambung III diberikan kepada pasien dengan gastritis kronis ringan sebagai perpindahan Diet Lambung II yang hampir sembuh. Makanan yang diberikan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien, sebaiknya pengolahan dengan deep frying dihindari.
Contoh Menu bagi Penderita Gastritis
Makan siang
Waktu | Hidangan | Bahan Makanan | Ukuran | Kandungan Gizi | ||||
SP | G | E (kkal) | P (g) | L (g) | KH (g) | |||
Makan Siang | Bubur nasi | Beras | 1 | 400 | 175 | 4 | - | 40 |
Pepes Daging Cincang | Daging Cincang | 1 | 50 | 95 | 10 | 6 | - | |
Sayur Bayam + Tahu | Bayam | 1 | 100 | 50 | 3 | - | 10 | |
Tahu | 1 | 100 | 80 | 6 | 3 | 8 | ||
Setup Pisang | Pisang | 1 | 75 | 40 | - | - | 10 | |
Gula | 2 | 20 | 80 | - | - | 20 | ||
| 520 | 23 | 9 | 88 |
Gambar 1 Menu makan siang
Selingan
Waktu | Hidangan | Bahan Makanan | Ukuran | Kandungan Gizi | ||||
SP | G | E (kkal) | P (g) | L (g) | KH (g) | |||
Selingan | Bubur sumsum kinca | Tepung Beras | 1 | 50 | 175 | 4 | - | 40 |
| Santan | 1 | 25 | 45 | | 5 | - | |
Poached egg | Gula | 2 | 20 | 80 | | | 20 | |
Telur | 1 | 50 | 95 | 10 | 6 | | ||
Teh Manis | Gula | 2 | 20 | 80 | - | - | 20 | |
| 475 | 14 | 15 | 80 |
Gambar 2 Menu selingan
Makan Malam
Waktu | Hidangan | Bahan Makanan | Ukuran | Kandungan Gizi | ||||
SP | G | E (kkal) | P (g) | L (g) | KH (g) | |||
Makan Siang | Bubur nasi | Beras | 1 | 400 | 175 | 4 | - | 40 |
Pepes Hati Ayam | Hati Ayam | 1,5 | 75 | 143 | 15 | 9 | - | |
Kari Tahu + Labu Siam | Tahu | 1,5 | 150 | 220 | 15 | 4,5 | 32 | |
Labu Siam | 2 | 200 | ||||||
Total | 538 | 34 | 13.5 | 72 |
Gambar 3 Menu makan malam
DAFTAR PUSTAKA
Brunnier dan Sudddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Inayah, Iin.2004. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem pencernaan , edisi I. Jakarta: Salemba Medika
Manjoer, arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 Jilid I,FKUI.Jakarta: EGC
Sulaiman Ali, dkk. 1990. Gastroenterologi Hepatotogi. Jakarta: CV Infomedika